Pendahuluan
Dunia Islam
saat ini memiliki dua tantangan: tantangan dari dalam diri sendiri
(internal) dan tantangan yang datang dari luar (eksternal). Namun
mengatasi tantangan internal lebih krusial, karena kita kalah
sebetulnya bukan karena musuh kuat, tetapi karena kita lemah. Meskipun
musuh kita kuat (dan amat wajar jika musuh senantiasa berusaha
menguatkan dirinya), namun jika kita lebih kuat niscaya kita tidak akan
bisa dikalahkan. Jadi, problem terbesar umat ini adalah mengatasi
tantangan yang ada dalam dirinya sendiri.
Sekarang ini era
global. Setiap negara di muka bumi ini pasti dipengaruhi secara kuat
oleh kekuatan global, atau lebih tepatnya konspirasi global. Tidak
terkecuali dunia Islam. Yang menjadi masalah adalah bahwa kekuatan
global saat ini tidak berada di tangan kita. Dan yang lebih parah lagi
adalah ketika kekuatan global yang ada saat ini memaksakan program
“globalisasi” ke dunia Islam. Program ini tidak lain tujuannya adalah
untuk semakin menggencet, menekan, dan melemahkan dunia Islam.
Islam di Indonesia
Pertama-tama
mari kita meneropong kondisi umat Islam di negeri kita sendiri,
Indonesia. Sebetulnya potensi umat Islam di Indonesia sangatlah besar.
Indonesia adalah negara dengan populasi muslim terbesar di dunia.
Karena itulah, Indonesia selalu diperhitungkan oleh musuh-musuh Islam.
Tapi masalahnya, di negreri kita ini, meski banyak muslimnya namun
sedikit Islam-nya. Banyak yang secara formal beragama Islam, namun
komitmennya terhadap ajaran Islam masih amat lemah. Indikasi yang
paling mudah dilihat adalah jumlah umat Islam Indonesia yang rajin
melaksanakan sholat wajib lima waktu.
Potensi lainnya adalah
iklim kebebasan yang dimiliki oleh umat Islam Indonesia pasca reformasi
1998. Sesuatu yang belum dimiliki oleh negara-negara muslim yang di
tempat yang lain (baca: dunia Arab). Dengan iklim kebebasan ini,
islamiyyun di Indonesia bisa leluasa berdakwah dan menyalurkan aspirasi
politiknya. Dengan potensi-potensi yang dimiliki oleh umat Islam di
Indonesia inilah, banyak yang memperkirakan bahwa kebangkitan Islam
akan dimulai dari Indonesia.
Islam di Timur Tengah
Timur
Tengah dan Dunia Arab merupakan konsentrasi populasi umat muslim di
muka bumi ini. Total populasi umat Islam di seluruh negara-negara Arab
dan Timur Tengah merupakan yang terbesar di muka bumi ini. Hanya saja
tidak satu negara pun yang populasi umat Islamnya melebihi Indonesia.
Potensi
pertama yang dimiliki oleh Dunia Islam di Timur Tengah adalah sejarah.
Bagaimanapun juga, Islam pertama kali muncul di Arab. Demikian pula,
Arab (baca: Baghdad) pernah memiliki sejarah emas memimpin peradaban
terbesar dalam sejarah. Sejarah ini tentunya diharapkan bisa
menumbuhkan nostalgia kebangkitan.
Potensi kedua adalah kekayaan
dan kemakmuran. Kita semua melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana
kekayaan dan kemakmuran yang dimiliki oleh negara-negara di Timur
Tengah. Potensi minyak yang mereka miliki benar-benar telah memberikan
kepada mereka kekayaan dan kemakmuran yang luar biasa. Bahkan kini
menara-menara tertinggi telah dibangun di Arab. Tidak sedikit pula
miliarder Arab yang membiayai klub-klub sepakbola terbesar yang ada di
Inggris. Hanya saja masalahnya adalah, kekayaan umat Islam di Arab ini
praktis tidak terdistribusi ke negara-negara muslim lainnya. Padahal
semestinya tidak demikian. Umat Islam, kata Nabi saw, adalah satu tubuh.
Masalah
yang lainnya adalah, kekayaan minyak di Arab telah dijadikan target
oleh kepentingan Amerika dan Barat. Banyak sekali perang telah
dirancang oleh Amerika dan Barat dalam rangka untuk menguasai
ladang-ladang minyak yang ada di Arab. Istilahnya adalah: “war for oil”.
Masalah
lainnya lagi yang dimiliki oleh umat Islam di Arab adalah, hampir semua
penguasanya benar-benar pro-Amerika. Bukan berarti penguasa di negeri
muslim yang lain tidak pro- Amerika, namun “loyalitas” sebagian besar
penguasa Arab kepada kepentingan Amerika begitu besar. Pengecualian
hanyalah pada satu dua negara yang bisa dihitung dengan jari, seperti
Iran. Namun sedikit potensi perubahan (tetapi terlihat belum banyak)
telah terjadi sesudah gelombang revolusi di Timur Tengah baru-baru ini
(2011).
Masalah lainnya lagi yang dimiliki oleh umat Islam di
Timur Tengah, dan bisa jadi merupakan masalah terbesar, adalah
persoalan Zionisme Israel di Palestina. Israel benar-benar menjadi duri
dalam daging bagi dunia Arab. Dan karena saking besarnya masalah
Zionisme Israel ini, tidak lagi masalah ini dipandang sebagai masalah
Dunia Arab saja, tetapi telah dianggap sebagai masalah Dunia Islam
seluruhnya. Terlebih karena negara-negara Arab sendiri terlihat tidak
mampu mengatasi masalah ini.
Islam di Barat
Jangan
pernah melupakan umat Islam di Dunia Barat. Umat Islam di Barat adalah
minoritas, dan karenanya kerap menghadapi persoalan sempitnya kebebasan
beragama. Di beberapa negara, kaum muslimah dilarang mengenakan jilbab
di tempat umum. Di tempat yang lain umat Islam dilarang mendirikan
menara masjid. Belum lagi masalah minimnya jumlah masjid yang menjadi
problem umum umat Islam di Barat.
Tetapi di sisi lain, ada kabar
gembira. Belakangan ini terlihat adanya kenaikan angka konversi masuk
Islam. Gelombang masuk Islam ini justru terjadi sesudah peristiwa
pengeboman WTC. Barangkali peristiwa pengeboman itu justru memicu
masyarakat Barat untuk tahu dan membaca lebih banyak tentang Islam, dan
sebagian diantara mereka akhirnya justru kemudian tertarik kepada
Islam. Disamping juga kemungkinan lainnya adalah karena kejenuhan dan
keputusasaan masyarakat Barat sendiri pada pandangan dan cara hidup
yang selama ini mereka anut. Pada titik inilah sangat dimungkinkan
sebagian diantara mereka melihat Islam sanggup memberikan solusi.
Tantangan Dunia Islam Kontemporer
Seperti
dikemukakan diatas, Dunia Islam memiliki dua tantangan: internal dan
eksternal. Secara internal, umat Islam harus berjuang untuk bangkit
dari kebodohan dan keterbelakangan. Juga dari budaya tidak islami yang
tumbuh subur di negeri-negeri muslim, seperti korupsi, kolusi, dan
manipulasi. Juga masalah klasik: konflik dan perpecahan di tubuh umat
Islam sendiri.
Pada saat yang sama, Dunia Islam saat ini
menghadapi tantangan eksternal yang sangat hebat. Propaganda negatif
terhadap Islam begitu gencar dan intens dilancarkan. Mula-mula Islam
dipropagandakan dengan predikat opresif. Belakangan ini propagandanya
lebih dahsyat lagi: propaganda fundamentalisme dan terorisme. Semua
propaganda ini pada dasarnya tujuannya tidak lain adalah untuk
men-demarketing Islam. Sekarang ini, tantangan kita adalah bagaimana
Islam bisa survive dan bahkan menguat di tengah-tengah konspirasi
global semacam ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar